Detak Kampar – Kurang tidur secara signifikan dapat mempengaruhi fungsi otak dan kognitif. Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, memecahkan masalah, dan membuat keputusan menjadi terganggu. Kurang tidur juga berhubungan dengan penurunan daya ingat, karena proses konsolidasi memori terjadi saat tidur. Selain itu, reaksi emosional seseorang menjadi kurang stabil, meningkatkan risiko terjadinya stres dan gangguan mood seperti kecemasan dan depresi. Seiring waktu, kurang tidur yang kronis dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup dan produktivitas.
Menurunnya Sistem Kekebalan Tubuh
Dilansir dari Koranindonesia.id, tidur yang cukup sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh untuk berfungsi dengan baik. Selama tidur, tubuh memproduksi sitokin, protein yang membantu melawan infeksi, peradangan, dan stres. Kurang tidur menghambat produksi sitokin ini, sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit. Orang yang tidak cukup tidur juga lebih sulit pulih dari penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya tidak bekerja dengan optimal. Dalam jangka panjang, kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Risiko Penyakit Jantung dan Tekanan Darah Tinggi
Kurang tidur secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi. Tidur yang cukup membantu tubuh mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan jantung. Ketika seseorang tidak tidur cukup, sistem saraf simpatik menjadi lebih aktif, menyebabkan peningkatan tekanan darah. Kurang tidur juga terkait dengan peningkatan peradangan dalam tubuh, yang dapat menyebabkan kerusakan pada arteri dan mempercepat perkembangan penyakit kardiovaskular. Risiko serangan jantung dan stroke juga meningkat seiring dengan kebiasaan tidur yang buruk.
Masalah Berat Badan dan Metabolisme
Kurang tidur dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan, seperti ghrelin dan leptin. Ghrelin, yang merangsang rasa lapar, meningkat saat kurang tidur, sementara leptin, yang menandakan rasa kenyang, menurun. Akibatnya, seseorang cenderung makan lebih banyak dan memilih makanan tinggi kalori saat kurang tidur. Selain itu, kurang tidur dapat memperlambat metabolisme tubuh, membuat proses pembakaran kalori menjadi kurang efisien. Kombinasi faktor-faktor ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.
Gangguan pada Kesehatan Mental
Kurang tidur berhubungan erat dengan berbagai masalah kesehatan mental. Selain meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, kurang tidur juga dapat memperburuk gejala gangguan mental yang sudah ada. Ketidakseimbangan neurotransmitter yang terjadi akibat kurang tidur dapat mengganggu mood dan emosi, menyebabkan perasaan mudah marah, frustrasi, dan stres. Dalam jangka panjang, kurang tidur yang berkelanjutan dapat menyebabkan kelelahan mental dan emosional, mengurangi kemampuan untuk mengatasi tekanan dan tantangan sehari-hari.